Sinetron, Tidak berkualitas atau Terlalu Jujur?

Saya akhir-akhir ini sering blog walking dan menemukan beberapa artikel yang menginspirasi saya buat menulis lagi nih. Artikel yang terpilih untuk dijadikan inspirasi itu artikelnya Blognya Mbak Indi yang judulnya "Menjadi Kenyataan :)".  Kisahnya sih tentang pengalaman pribadi dia ketemu idola masa kecilnya di Film Keluarga Cemara. Ya, Keluarga Cemara itu yang mengingatkan saya akan sebuah tontonan berkualitas dan mendidik. Pasti yang masa sekolah SDnya di Era 90an kenal kan? Mungkin era itu tontonan serial televisi masih layak dikonsumsi oleh khalayak dan hal ini membuat saya ingin beropini akan hal tersebut. Ya tema kali ini tayangan yang berkualitas menurut saya.

Mungkin dari serial televisi yang pernah saya tonton atau mungkin ingat Keluarga Cemara dan Si Doel yang paling bagus. Si doel sudah sering sekali diputar ulang oleh beberapa stasiun tapi tak pernah bosan sepertinya melihat lawakan khas Benyamin S and the gank, melihat sosok yang Arif didalam diri Sidoel, dan klise realita kehidupan pada masa itu. Keluarga Cemara, bagi yang menyaksikan seberapa inspiratif kisah keluarga sederhana itu? Ya ini mungkin juga karena saya dari dulu sudah suka dengan tontonan dan bacaan yang inspiratif dan juga memotivasi. Kalau diingat lagi momen film itu memang sangat pas sekali dengan apa yang telah Orang tua saya ajarkan, seperti yang saya tulis dalam artikel "derajatku juga keluargaku". Ya sangat inspiratif dan seakan membimbing saya untuk menyelaraskan nasihat orang tua. 

Tokoh Babeh dalam film Si Doel ini membuat kita sadar betapa orang tua ingin sekali anaknya itu menjadi orang sukses dan mengerahkan semua yang Mereka punya. Sangat melekat (mungkin karena sudah beberapa kali diputar) dimana saat itu Si doel sempat ingin putus sekolah akibat belum membayar saat ujian dan Si Babeh berusaha menjual tanahnya kalau tidak salah untuk membayar ujiannya tersebut. Sekarang? orang-orang yang kurang mampu, lebih memilih anaknya bekerja bahkan mengeksploitasi dan beralasan dengan mengatakan "tidak punya biaya". Ya walaupun belum merata tapi setau saya sudah ada program BOS kan? atau ada LSM yang membuka sekolah gratis?

Lalu, Kisah Si doel yang sangat menolak bantuan "orang dalam" dalam mencari kerja?  kalau kata pak Mario Teguh Super sekali!. Namun sekarang? "Lo punya orang dalam gak buat masukin gue?" ya mungkin ini juga yang menyebabkan pelayanan/kinerja beberapa perusahaan menjadi tidak maksimal karena beberapa pegawai bekerja tidak sesuai dengan skill dan bidangnya. Sampai sejauh ini saya masih menjadikan hal ini sebagai panutan dan semoga akan terus seperti itu.

Bicara mengenai tontonan saat ini? ya, dari judulpun sedikit mirip ya dan dari yang saya lihat dan paling ingat ya itu kata "...tertukar". Mungkin saking kesalnya saya suka bilang "Otak yang tertukar", dan sedihnya lagi Ibu saya menjadi salah satu korban sinetron saat ini, setiap malam selalu menyaksikan Sinetron apapun! hingga tertidur di depan televisi. Saya sih sering usil bilang "Ibu, acara beginian ditonton" dan beliau menjawab "ya abisnya yang ada ini, lagi pula ini kan hiburan ibu". Ya mau gimana lagi, Ibu saya pulang dagang setelah Isya, dan itu menghiburnya. Kadang saya suka bertanya-tanya, Film seperti Keluarga Cemara dan Si Doel menggambarkan realita dan jujur. Namun Sinetron sekarang? ini merupakan kesalahan sutradara atau memang sutradara terlalu jujur sejauh itu hancurnya klise kehidupan kita? 

Namun menjelang bulan puasa ini, saya sedikit tersenyum karena kehadiran Serial Sulam si tukang bubur yang menjadi konsumsi Ibu saya. Ya seenggaknya lebih baik dari pada yang lain lah. Saya suka terharu juga ketika didalam cerita itu ada kisah yang bersangkutan dengan Naik Haji dan selalu menjadi perbincangan pengalaman oleh Ayah dan Ibu saya. Ya mereka sangat beruntung bisa menunaikan Ibadah Haji tersebut bersama dan mungkin itu merupakan hadiah atas kerja kerasnya selama ini menafkahi keluarga kami. Ketika bercerita atau melantunkan lagu yang berhubungan tadi terlihat bahwa mereka sudah mulai rindu. Semoga saya masih sempat untuk bisa membawa mereka kesana kedua kalinya sebagai tanda bakti saya.

Jadi poin dari kisah sintron di Negeri kita ini dirasa kurang mendidik dan mungkin terlalu jujur akan realita, tapi setidaknya sajian rutin ini bisa mengembalikan kondisi penonton yang mungkin sedang terpuruk dan mengalami keadaan yang kurang menyenangkan sehingga termotivasi. Ya jangan disalahkan jika banyak orang tua yang menjaga keselamatan anaknya dengan memasang channel luar atau remaja yang gemar Korea sekarang ini. Kalau saya pribadi sih udah hampir tidak pernah menyaksikan televisi, paling hanya acara sepak bola atau musik pada malam hari. Ya semoga saja Sinetron yang memberikan efek seperti Si Doel dan Keluarga Cemara bisa tercipta kembali.


Note: Sudah Pada ikutan lomba nulis artikel seperti Artikel saya? dapet hadiah Hape Android loh, lumayan buat lebaran, hehe. Info lebih lengkap bisa ke Blog Koernaen atau webnya streetdirectory.



38 comments:

  1. Honestly, walaupun saya non muslim, saya suka sekali lho liat film2 bertema islami pas bulan puasa. Hihihihihi... jadi penasaran sama sinet Sulam si Tukang Bubur. :p
    Btw, saya sendiri berencana tidak memberi akses untuk menonton televisi untuk anak-anak saya kelak. Kayaknya tayangan televisi jaman sekarang udah gak sehat deh untuk anak kecil apapun tayangannya. *lebay ye?

    ReplyDelete
  2. @Fely: Wah temen saya juga banyak yg non muslim dan suka sengaja ikut bangun sahur supaya gak ketinggalan ceritanya. haha, padahal saya yang sahur aja gak nontonin. :|

    ReplyDelete
  3. yang penting jangan sinetron yang asal jadi aja,seperti yang suka ada di tayangan prime time itu .salam kenal

    ReplyDelete
  4. liat gambar sinetron keluarga cemara jadi pengen nonton lagi filmnya :)

    ReplyDelete
  5. @Fely: iya, teman-temanku yg nonmuslim juga cerita kalau waktunya sahur juga ikut bangun cuma untuk liat sinetron ramadhan yg "nggak kayak sinetro ...tertukar tertukar itu"

    ReplyDelete
  6. Jangankan sinetron, film bioskop pun makin engga ada yang bener :|
    *engga semuanya sih emang

    ReplyDelete
  7. sinetron berkualitas di Indonesia sayangnya hy segelintir.. tp semoga jumlahnya semakin bertambah..

    ReplyDelete
  8. tapi lucu sinetronnya gan :D

    ReplyDelete
  9. sinetron sekarang cuma kejar setoran...isinya tidak bisa dipertanggungjawabkan...tapi mengherankan..kenapa bisa diloloskan oleh Lembaga Sensor Film indonesia ya... :)

    ReplyDelete
  10. sinetron indonesia sekarang kebanyakan alurnya gitu2 aja, cinta2, terus nyambung2 ke cerita setan, dan paling banyak dijumpai pasti ada tokoh yang hilang ingatan (sering nonton wkwkwwk)

    emang uda jarang banget acara-acara yang mendidik

    ReplyDelete
  11. @Bang Dayat: Ente sih emang demen banget film2 sinetron -___- kekeke

    @Dimas: Dua film berkualitas tadi sangat kita rindukan. Selain karena memang film tsb berkarakter dan mendidik, di zaman sekarang film2 seperti itu menjadi mahal karena sulit ditemukan. Kita rindu dengan film2 masa lalu yang merefleksikan realita dengan cerdas.

    ReplyDelete
  12. kalau di bandingkan dengan tontonan sekarang sih emang jauh banget.. jangankan serial atau film televisi, film bioskop aja banyak yang asal2an..

    ReplyDelete
  13. sinetron2 skrg memang banyak yg makin asal2an. Kalo dulu sih masih banyak sinetron2 yg bagus dan ga lebay. Apalg sinetron ramadhan, biasanya aku rutin nonton. Tapi skrg udah ga pernah lg ntn sinetron, abis critanya makin aneh

    ReplyDelete
  14. sudah join this site dan salam kenal pemirsa
    http://satelit-ilmu.blogspot.com

    ReplyDelete
  15. sinetron sekarang bikin pengen matiin tivi aja..

    ReplyDelete
  16. saya tidak pernah loat sinetron sejak tahun 2007.. :D

    ReplyDelete
  17. Waktu kecil, setiap malam saya rajin mantengin sinetron, ngikut mama nonton sebelum tidur :D
    Keluarga Cemara itu ngga boleh lewat, dulu juga setiap Minggu musti nonton Wiro Sableng. Hari Minggu juga banyaaaak kartun. Ngga kaya sekarang penuh sama acara musik yg aneh :p

    Sekarang, di prime time, channel rumah saya ngga pernah ke R*TI ato SC*V :D Kcuali kalo lagi ngga ada sinetron..

    Hehehehe

    ReplyDelete
  18. bener tuh, dalihnya sang penulis cerita sinetron (dan film tertentu) adalah memaparkan realita kehidupan. Padahal, banyak sekali realita yang disampaikan dengan tidak baik pula. Bagaimana itu bisa mendidik pemirsa? :|

    ReplyDelete
  19. hadir lagi sob, untuk baca-bca postingan sobat yang keren ini :))

    ReplyDelete
  20. hemm saya juga kurang suka sinetron Indonesia. Tapi untuk sinetron bang Sulam, saya suka nonton loh he he. Ceritanya lumayan bagus dan sesuai dengan realitas di masyarakat.

    Kalau mengenai kualitasnya, hemm masih sangat jauh dibanding dorama Jepang atau korea sih..

    ReplyDelete
  21. @when milk meet tea : salam kenal juga :)

    @Sarnisa : Dvdnya ada gak ya? haha.

    @chyntia: apa lagi film bioskop. No hope deh, cuma beberapa aja yg lumayan. sisanya horor porno :|

    @Ke2nai: amin semoga makin banyak yg mendidik deh, saya sih jarang ntn tv. tp kasian juga ibu saya yg sering nntn di ksh nntn gituan.

    @bang dayat: wah makasi bang dayat, Orangnya mah keren tapi tulisannya nggak B-) haha

    @Hariyanto: nah itu dia, mungkin salah satu cara ya beresin Lembaga sensornya dulu ya?

    @Rouen: wah ketwan deh sering nntn juga yang begitu.. haha

    @Dinnar: bener banget tuh, walopun saya ga suka nntn sinetron

    @Cartenz: kalo bioskop msh bisa diseleksi karena aksesnya tidak semudah televisi. jadi msh bs dihindari kan.

    @covalimawati: iya mbak aneh

    @basid: thx gan

    @risdania: tv saya dikamar cuma saya pake buat nntn bola plg kalo libur buat nntn national geo atau acara sport. hehe

    @affanibnu: sebuah kemajuan yang bagus gan :D

    @Annisa: sekarang serba salah sinetron bgitu berita gak netral juga, gak salah pada beralih ke channel luar deh

    @Pety: Betul banget mbak

    @fifin: wah saya sebetulnya kurang suka nntn sinetron cm kadang kalaau lg makan malam suka liat ibu saya nntn jadi miris jaman kecil sinetronnya bagus2 skrng begitu.

    ReplyDelete
  22. dulu ada acara Kontak Tani yang dikemas secara sinetron, saya sukaa banget.

    sinetron sekarang memang hanya kejar tayang, kejar setoran, mutunya.

    ReplyDelete
  23. Sejak bisa online di rumah, saya sudah jarang nonton televisi, apalagi yang namanya sinetron, meski bergenre religi sekalipun menurut saya lebih banyak mementingkan pasar daripada hikmah dan pelajaran yang ingin disampaikan.

    ReplyDelete
  24. saya juga kangen sama sntron kluarga cmara..

    saya ngikutin sntron pas tau klo episode terakhir, klo diikutin dri awal pusiing..berbelit. sering lupa ingatan. dikit2 lupa ingatan..ckckc

    ReplyDelete
  25. penggemar haji sulam juga ya, saya juga sering nonton meski rada mikir-mikir.

    ReplyDelete
  26. biarlah sob...target marketnya sendiri-sendiri :)

    ReplyDelete
  27. @zachflazz : wah acara apa tuh mas? saya baru denger. hehe

    @Abi sabilla: Kalo saya sejak kenal dunia luar mbak ya SMP lah sudah jarang banget nntn tivi. hehe

    @Affip: Bukan mas affip, ibu saya yang suka, gak baca dengan seksama nih :p

    @poingame: Biarlah gimana gan? target market? target market yang mana? jadi mereka menargetkan suatu range usia atau golongan utk diracuni?

    ReplyDelete
  28. miris, ditambah efek naga terbang. sinetronnya semakin menjadi..

    ReplyDelete
  29. ya mau gimana lagi ... itulah realitanya :D

    ReplyDelete
  30. Wah setuju mas, udah kangeng sama sinetron yang ceritanya bermutu. Sama juga mas, ortu saya juga korban sinetron :(

    ReplyDelete
  31. realita.. semoga dari sinetron2 yang tayang kita sendiri yang dapat memilih dan memilahnya mana yang baik dan buruk untuk dilihat terlebih lagi tontonan untuk anak2.. ikut menyimak Sob n maaf kalo baru berkunjung.

    ReplyDelete
  32. Di prime time mmg byk sinetron yg merusak, sob... Contoh: Masih Di bawah Umur....
    Namun, memasuki Ramadhan, saatnya kita menonton tayangan yang lebih memberi tuntunan..... Saya tampilkan beberapa di antaranya di post saya. Berikut URL-nya:
    http://www.yadi82.com/2012/07/sinetron-pilihan-yang-bisa-jadi.html

    ReplyDelete
  33. saya sih menghargai produser yang buat acara sinetron, namun saya tidak suka menontonnya hihieiehiehehiee

    ReplyDelete
  34. kalo dulu pas kecil ga suka nonton si doel tapi jadi penasaran sekarang katanya bagus ceritanya, coba diputer lagi. kalo sinetron jaman sekarang suka lebay + terlalu dipaksain ceritanya makanya bisa sampe 300 episode segala hadeh.

    ReplyDelete
  35. saya termasuk jarang yang nonton sinetro, ato lebih tepatnya jarang nonton tivi, hmm... mantap ulasannya Sob, semoga sukses ya....

    ReplyDelete
  36. setuju,sinetron jaman dulu itu lebih berbobot ketimbang sinetron jaman sekarang yg kamseupay semua,cinta-cintaan gak jlas,diih,males bgt liat ababil2 main sinetron cinta2an.mending nonton k-drama,lebih seru dan ceritanya gak panjang2 kaya indo yg cuma ikut rating doank,

    ReplyDelete
  37. yang penting enak di lihat aja deh :D haha
    mampir juga ke blog ane ya ? makasih

    ReplyDelete

 

Author Profile

My photo
Shout it loud and do judge a book by its cover!