Trip ngeteng termurah ke Bali!

Lagi-lagi membayar hutang blogpost, sepertinya beberapa minggu ini lagi ngejar target supaya sub menu artikel traveling di blog ada isinya (haha). Kalau yang ini trip backpacker 3 tahun lalu ke Bali zaman kereta ekonomi masih ekonomis. Sekrang kan udah jadi ekonomi AC yang harganya mungkin paling murah 100rb ya? entahlah sudah gak pernah naik kereta lagi, mungkin ini merupakan terakhir kalinya gue naik kereta api jarak jauh.

Tahun 2011 lalu, waktu gue masih kuliah semester 7 dan sudah mulai kerja sambilan di streetdirectory sebagai freelancer digital marketing. Pada awalnya ini merupakan trip gue bersama sahabat SMA yang juga temen band gue Orpheous, namun karena satu dan lain hal Zilman gak bisa ikut dan digantikan teman kampus gue Faisal (Isol). Jadi kita pergi ke bali itu berhari-hari, karena bener-bener ngeteng dari Jakarta-Bali PP. H-1 keberangkatan kita ke bali, zilman tiba-tiba mengurungkan niat untuk bergabung di trip ini, tapi Gue, Aji, Ragil tetap membujuk agar tetap ikut dalam trip ini dan sampai sekarangpun Gue gak tau alesan zilman. Karena kita punya prinsip satu gak pergi ya gak pergi semua, ceritanya solidaritas yang di pegang hingga sekarang. Jadi kita tetap nekat beli 5 tiket (plus isol) ke stasiun Senen dengan tujuan Yogyakarta subuh-subuh untuk keberangkatan jam 1 siang, yang beli gue sama ragil seharga 35rb/tiket. Setelah beli gue balik kerumah zilman dengan harapan tiket yang sudah dibeli membuat zilman ikut trip ini, ternyata bujukan kita gak berhasil hingga pukul 11 siang dia tetap tak bergeming, kita tetap memaksa dengan meninggalkan tiket di rumah zilman dan kita pulang untuk packing (berangkat jam 1 baru packing jam segini?!. Sampai dirumah gue dapet kabar dari isol udah sampai Jakarta dan sedang menuju senen menggunkan ojek (dia habis dari bandung waktu itu). Jam udah menunjukan pukul 12.30 dan zilman tetap dengan keputusannya, karena isol sudah menuju senen dan kita gak enak untuk membatalkan trip soalnya dia udah jauh-jauh dari bandung. Gue, Aji, dan Ragil berangkat dari rumah gue jam 12.30 di anter bokap gue karena udah mepet banget dan pake acara nunggu zilman ngasihin tiket pula. Oh iya, gue dan ragil sama sekali belum tidur loh untuk ngurusin zilman yang bener--bener bikin emosi, maslahnya kita udah planning dari berbulan-bulan yang lalu.

Jam tangan udah nunjukin pukul 1 siang yang harusnya kita udah stand-by di peron untuk naik kereta. Gue coba telepon isol yang kebetulan udah sampe duluan, dan katanya keretanya baru sampe saat itu gue udah sampe di cempaka putih dan bokap udah gak tau seugal-ugalan apa bawa mobilnya. Sampai di parkiran stasiun isol ngabarin bahwa keretanya baru aja berangkat, dan terpaksa nyari akal untuk tetep berangkat arena gak enak sama isol. Akhirnya beli di calo untuk keberangkatan ke Surabaya pasar turi seharga 50ribu/tiket dan tiket sebelumnya hangus dan gak bisa refund. Isol kita tagih hanya untuk tiket ke surabaya saja karena hangusnya tiket bukan kesalahan dia. Kita berangkat jam setengah 4 sore, mulur beberapa jam dari rencana awal tapi ya dari pada gak jadi pergi kan? dan gue memutuskan untuk tidur di tumpukan tas sambil nunggu waktu berangkat.

Setelah kereta datang kita berangkat menuju surabaya perjalanan kurang lebih memakan waktu 14 jam (kalau gak salah) karena seinget gue sampai di pasar Turi itu pukul 06.00 WIB. Entah kenapa gue lebih suka kereta ekonomi pada saat itu penumpang maximal 100% jadi semua dapet kursi dan pedagang yang lalu lalang membuat suasan seru dan gak bosen (IMO) dari pada era sebelumnya yang gak karu-karuan jumlah penumpangnya dan sekrang yang melarang pedagang naik selama kereta jalan. Sampai di pasar turi kita ke loket cari tiket kereta ke banyu wangi yang ternyata masih sangat lama, jam 1 siang. Akhirnya kita memutuskan untuk mencari terminal untuk naik bus ke Banyuwangi, sebelum ke terminal kita cari sarapan dulu. Hal lucu tapi ngeselin saat sarapan adalah gue dan ragil memilih makan nasi pecel dan si Aji dan isol makan soto. Apesnya ibu-ibu tukang pecelnya judes bin galak! nawarinnya judes banget (dengan logat madura) udah gitu saat kita membawa piring mau nyamperin aji dan isol yang padahal berjarak gak sampe 4 meter dari tempat kita makan dilarang, jadi kita tetep makan di kedainya yang sempit. Setelah selesai makan dengan rasa kesal kita lanjut menuju terminal yang gue lupa namanya. 

Sesampainya di terminal kita memutuskan untuk membeli tiket terlebih dahulu. Ternyata kita merubah planning ada bus yang langsung menuju terminal Denpasar! harga awanya itu kalau gak salah 210rb, tapi kita tawar akhirnya dapet 120rb/orang. Dari rencana awal ini eleset sekitar 40rb lebih mahal, tapi rencana kan cuma rencan belom tau harga bis dari gilimanuk ke denpasar, dengan margin 40rb kita tinggal duduk manis di dalam bus dapet makan pula! haha. Sambil nunggu bus jalan jam 10.00 kita nyari wc umum buat mandi, soalnya badan udah lengket banget maklum ekonomi gak pake AC. Setelah naik ke bus dan melakukan perjalanan ke Denpasar kita ketemu anak muda seumuran yang lagi solo backpacking asal jakarta juga anak tanjung priuk. Dia ngasih kita beberapa butir telur asin yang kita gadoin rame-rame di perjalanan. Kita mengambil 4 seats paling belakang yang ternyata menguntungkan, kenapa? karena di bagian belakang kursinya ada lahan yang menjdi tempat tidur supir kala istirahat di terminal jadi kita pake ganti-gantian berasa naik Caravan jadinya (haha). 

Hal lucu terjadi ketika anak priuk tadi sebangku dengan seorang tentara yang awalnya ramah. Jadi dari percakapan yang kita dengar, anak priuk tersebut menanyakan harga tiket kepada pak tentara dimana tentara tersebut membayar dengan harga normal. Mungkin pemuda tadi bermaksud mau pamer dia bilang cuma bayar 100rb. Ketika Sang kenek datang menagih tiket, si kenek menagih sisa pemabayran kepada pemuda priuk tadi. Entah emosi atau kesurupan tentara tadi langsung menghantam muka pemuda priuk tersebut, mungkin merasa dibohongi dia berkata "Kamu mau mebohongi Saya ha?". Pemuda tersebut meminta maaf kepada pak tentara dan kemudaian pak tentara pindah kursi ke sebelahnya. Ya gue sm ragil kan emang gak bisa nahan ketawa ya gue cekikikan sepanjang jalan, eh si pak tentara mungkin masih sensitif dia marah "kenapa kalian ketawa-ketawa?" bukannya takut gue jawab aja " lah emang kenapa pak kalo kita bercanda?" kemudian pak tentara menoleh kan muka kesalnya.

Sesampainya di banyuwangi sekitar pukul 7/8 malam gue lupa, kita langsung turn dari bus untuk naik ke cabin kapal ferry. Di ferry gue mengajak ngobrol seorang bule asal barcelona yang menyakan kenapa ada anak kecil nyemplung ke laut dan memandangi ke arah ferry tepat kita berdiri. Gue jawab aja mereka atraksi dan berharap kita melemparkan uang ke mereka. Entah karena melihat Gue lumayan fasih berbahsasa Inggris, kenek bus kita nyamperin dan minta tolong kasih tau bule penumpangnya bahwa yang ingin ke bali utara harus turun di gilimanuk dan di alihkan ke bis yang berbeda. Akhirnya saya bantu sampaikan ke beberapa bule, namun agak sulit bicara dengan orang jerman dia agak introvert dengan orang asing seperti khasnya orang jerman di buku bisnis internasional yang gue baca. Tapi akhirnya dia paham setelah gue jelaskan. Setelah sampai di gilimanuk kita lanjut ke denpasar yang kurang lebih memakan waktu 2 jam. 

Sesampainya di Denpasar pukul 12 malam kita bingung mencari transportasi untuk ke kuta, kita gak tau arah dan transport apa. Setelah bertanya satu-satunya yang masih ada hanya taxi, namanya juga trip ekonomis kita coba cari direction pake GPS dan berencana jalan kaki. Baru jalan beberapa menit kita diuber-uber anjing yang bikin gue manjat pager toko!haha. Setelahserangan anjing berlalu kita memutuskan untuk naik taxi ke Kuta, dan ternyata cukup jauh sekitar 20 menit naik mobil, lah kita sok-sokan jalan kaki udah tengah malam, capek, pake dikejar anjing pula. Sampai di kuta kita diturunkan di pinggir pantai, setelah melongok ke arah pantai yang terhalang tembok kita lihat banyak orang yang tidur di pinggir pantai di atas pasir, di atas pasir? iya, bahkan ada yang hanya bermodalkan jaket dan helm! mungkin supaya gak ada hewan yang masuk kedalam kuping. Akhirnya kita memutuskan untuk mengikuti jejak pendahulu! haha, gelar tiker yang dibawa ragil dari jakarta kita tidur dipantai! niatnya untuk efisiensi dana penginapan yang pastinya akan terhitung 1 hari jika kita masuk jam segini. Sambil melihat foto-foto di digicam kita tertidur pulas hingga waktu subuh. Pas bangun dan berberes untuk mencari penginapan kita baru sadar kalo digicam masih tertinggal diluar dan hilang! amsyong niat hemat malah tamat digicam. Tapi sebenernya aman asal kita lebih safety, gak ninggalin barang berharga di luar tas yang jadi bantal.

Setelah galau karena digicam raib, kita lanjut jalan nyari penginepan murah. Poppies merupakan rekomendasi beberapa traveler cost oriented, karena disana banyak penginapan dengan harga miring. Namun sayang kita gak dapet, full! Hanya ada satu kamar maximal 2org seharga 300rb, masih terhitung mahal sih menurut kita sehingga kita memutuskan untuk menyewa motor disekitar situ seharga 50rb/motor/hari (24 jam). Kita hanya perlu meninggalkan ktp utk kemudian diambil saat mengembalikan motor. Saat itu kalau gak salah sudah siang, berarti kita harus balikin di jam yang sama. Saran gue pertama, sewa motor di terminal denpasar jika kalian hendak trip ngeteng untuk menghemat cost dari penginepan ke terminal dan sewa motor bebek, jangan scooter matic soalnya boros! Karena kita berempat merasakan sendiri. Motor yang kita sewa adalah honda vario, kemudian kita sewa di kawasan poppies. 

Setelah muter-muter kuta kita gak dapet juga low cost hostel, akhirnya kita ke denpasar yang akhirnya kita dapet murah, 150rb/mlm dan bisa masuk 4 orang, tempatnya bersih juga lagi. Setelah itu kita mencari makan disekitar situ sebelum kita city tour. Destinasi kita yang pertama yaitu tanah lot, yang lucu dari cerita ini adalah saat menuju ke tanah lot kita kesulitan membaca mata angin, mata angin? Iya mata angin, orang di bali nunjukin jalan bukan kanan kiri, tapi menyebut arah mata angin, utara, selatan, timur dan barat. Tapi akhirnya sampai juga di tanah lot dan foto-foto sekalian minum es kelapa. Bali mataharinya terik, udah gitu gue pake slevesless pula ya siap belang aja deh. Setalah itu ke menuju dreamland, saat itu dreamland masih tahap renovasi tapi tidak mengurangi ke indahan pantai di dreamland. Makan bakso yang abang-abangnya mangkal di lereng dengan sudut kemiringan sekitar 80 derajat, meleset sedikit, jatuh ke pantai. 

Setelah itu saat berjalan balik kita diserang wabah laron! Bener2 wabah menurut gue, kenapa? Udah kayak di film bro! Meleng sedikit laron masuk mulut. Tujuan kita berikutnya penginepan mau mandi dan istirahat capek juga muter2 dengan terik matahari yang menyengat. Tadinya rencana berikutnya kita mau nongkrong di kawasan pantai kuta, sayang kita ketiduran dan bablas sampai pagi menjelang.

Keesokan paginya setelah makan kita menuju goa gajah dan air terjun apa saya lupa namanya, jauh tempatnya sempet nyasar-nyasar pula. Kita melewati pusat oleh-oleh khas bali di pasar seni sukawati dan kami mampir setelah pulang dari goa gajah. Setelah itu kita kembali ke kuta dan kemudian jalan-jalan lagi di sekitar kuta. Saat sedang berjalan ke kuta kita ketemu Dolly adik kelas saat sekolah dulu yang kebetulan kuliah di Univ. udayana bali. Sekarang kalau gak salah masih disana dia jadi penyiar OZ radio Bali. Kemudian sedikit bercengkrama dengan dolly yang marah karena gak bilang-bilang mau ke bali (tau gitu tidur di kosnya dia aja lebih irit lagi) haha. 

Karena sore itu kita harus pulang ke Jakarta jadi kita minta bantuan dolly untuk mengantar salah satu di antara kami nanti. Cerita balik ke jakarta ini agak ribet, karena kemarin kita sewa motor di poppies kuta dan nginep di Denpasar yang cukup jauh kalau jalan kaki ataupun naik angkot yang juga gak tau apa angkotnya, sehingga kita bolak balik anter motor. Pertama, Gue sama Isol stay di terminal denpasar yang deket dari penginepan, kemudian aji dan ragil balikin satu motor dulu ke poppies, setelah itu aji anter ragil ke terminal. Selanjutnya Aji balik sendiri ke poppies terus janjian sama dolly untuk di anter ke terminal. Kita pake bis yang sama kayak pas berangkat yang langsung ke surabaya karena sudah pernah bantu kenek bus ngomong sama bule, kita jadi dapet tarif lebih miring dan di tungguin padahal udah mau berangkat bisnya. Setelah Aji sampe di anter dolly kita langsung caw dari denpasar menuju ke surabaya. 

Sampe disurabaya itu siang kita di drop di pool bus yang dekat dengan stasiun gubeng, sampe sana tiketnya sold out! akhirnya gue sama ragil berdua naik angkot ke pasar turi untuk nyari tiket ke jakarta. Akhirnya dapet dengan antrian yang panjangnya sadis! karena gerah, gue sama ragil gantian mandi di stasiun sekalian nunggu isol dan aji nyusul ke pasar turi. Kita berangkat sekitar menjelang maghrib dan sampe di Jakarta keesokan harinya. 

Mungkin berasa singkat dibalinya, tapi emang planning awal kita itu bukan soal wisata di balinya, tapi kebersamaan diperjalanan menuju bali yang seru abis! Sayangnya zilman gak ikut jadi tetap belum puas keseruan jalan-jalan kita saat itu dan menjadi tips dari backpacker amatir yaitu kalau mau pergi lama dan jauh kalau bisa jangan terlalu rame dan yang pasti kita harus memahi karakter tandem kita supaya nantinya gak ada kebetean diperjalanan dan yang pasti menjadi supel dengan siapapun adalah sebuah anugerah dari Alloh yang gak ternilai. Beberapa cerita trip gue selalu terselip kisah keuntungan dari supel dengan orang lain (asing). Kalo di cerita ini, berkat sok ngobrol dengan orang spanyol akhirnya dapet kemudahan akses bis untuk pulang. Let's get lost!


"Sifat supel itu gak semua orang punya, jadi kalau lo dapet anugerah menjadi orang yang supel syukuri dan jangan sia-siakan!" - Dimas Geel 

0 comments:

Post a Comment

 

Author Profile

My photo
Shout it loud and do judge a book by its cover!